Fenomena hujan lebat, angin ribut,angin kencang dan atau puting beliung saat ini sangat sering terjadi di Indonesia. Kejadiannya yang sangat mendadak sehingga sulit untuk diperkirakan. Fenomena ini terjadi akibat adanya komponen awan Cumulonimbus yang menghasilkan badai guntur/Thunderstorm. Badai guntur terjadi akibat labilnya keadaan atmosfer yang menyebabkan mekanisme pengangkatan udara. Hal ini juga diperkuat dengan adanya pola cuaca yang dapat mendukung labilnya atmosfer seperti adanya low, daerah konvergensi, serta gangguan lokal yang disebabkan oleh keadaan orografi setempat.
Dalam analisa cuaca tersebut diatas, dilakukan kajian untuk melihat keadaan labilitas atmosfer yang akan ditinjau dari perhitungan lapse rate, suhu konvektif (Tc), Convective Condensation Level (CCL) dan Equiblirium Level (EL), metode hodograph, harga sholwater index, K indeks, serta mengetahui nilai RH tiap lapisan, ditinjau pula keadaan orografi dilokasi kejadian.
Sebagaimana kejadian pada tanggal 28 November 2008 yang mengakibatkan beberapa pohon tumbang dan atap sebuah rumah sakit rusak berat akibat di terjang angin puting beliung tersebut. Setelah dilakukan analisa didapatkan bahwa pada tanggal 28 ini keadaan atmosfer labil. Adanya gangguan cuaca berupa Low dan Konvergen yang mempengaruhi mekanisme pembentukan awan.
M. Fuad Hasan NPT : 13.06.1527 AMG, Meteorologi
Labels: Seminar Meteorologi |
Post a Comment