Tongkrongan Meteo41A

 
Komentar,please
Berita Hari Ini!
Liat jam!
Di terjemahkan
berapa c yg berkunjung?
blogger web statistics
Polling!
Nge-Game yuk!
get toggler @ flooble
Anda pengunjung ke-
Liat Peta!
Pengunjung
Mencari Jejak Adam Air dengan Kecepatan Arus
Monday, April 13, 2009

Tragedi pesawat Adam Air yang hilang di perairan Majene memang udah basi alias ga uptodate, tapi saya menemukan hal yang cukup menarik untuk disimak, bagaimana pencarian puing-puing pesawat naas tersebut dilakukan dengan menggunakan analisa kecepatan dan arah arus laut selama 10 hari terakhir setelah kejadian tersebut. Sampai sejauh mana sebenarnya arus laut tersebut dapat bergerak? Berikut ulasan yang saya kutip dari http://www.balipost.co.id/balipostcetaK/2007/1/15/l1.htm

Lokasi penemuan bagian ekor (stabilizer horizontal rail) pesawat Adam Air di Pare-pare, Sulsel, belum serta merta membuat para analis kelautan berasumsi bahwa pesawat tersebut jatuh di lokasi sama. Adanya kecepatan arus laut selama 10 hari terakhir juga menjadi pertimbangan tempat jatuhnya pesawat tersebut. Terlebih ketika pesawat tersebut jatuh, Indonesia sedang dilanda badai Isobel yang tentunya meningkatkan kecepatan arus laut menjadi berlipat-lipat dibandingkan kecepatan biasanya. 

Bagian ekor pesawat itu ditemukan mengapung karena pergerakan arus bisa saja menyebabkan bagian ekor pesawat itu terseret arus dari lokasi jatuh sesungguhnya.

Pergerakan ini akan dihitung berdasarkan titik radar dipadukan dengan informasi teknis lainnya. Pergerakan ekor pesawat, menurut Hatta, kalau dihitung dari jarak pesawat mulai hilang dari layar radar cukup jauh ke arah selatan. Kompleksnya persoalan yang dihadapi menyusul belum ditemukannya bagian-bagian lain dari pesawat yang hilang pada 1 Januari ini menimbulkan keingintahuan mengenai apa sebenarnya arus laut tersebut dan bagaimana polanya.

Pertama kita mungkin harus mengenal bahwa arus tersebut terbagi ke dalam beberapa lapisan. Permukaan arus merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang dapat disebabkan oleh tiupan angin, perbedaan dalam densitas air laut, maupun oleh gerakan bergelombang panjang, misalnya pasang surut. Di laut terbuka, arah dan kekuatan arus di lapisan permukaan sangat banyak ditentukan oleh angin (Nontji, 1993). Arah arus permukaan memiliki hubungan yang erat dengan angin. 

Perairan Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem angin musim (Monsoon) yang mengalami pembalikan arah dua kali setahun (Wyrtki, 1961). Pada bulan Mei-November dipengaruhi oleh angin musim dari tenggara, mencapai puncaknya pada bulan Juni-Agustus dan disebut sebagai musim timur karena angin bertiup dari timur ke barat. Sedangkan pada bulan Desember - April dipengaruhi oleh angin musim dari Barat Laut, mencapai puncaknya pada bulan Desember - Februari dan disebut sebagai musim barat karena angin bertiup dari barat ke timur. Bulan Maret - Mei dan September - November disebut sebagai musim peralihan (pancaroba), di mana pada musim ini angin bertiup tidak menentu. Pada setiap awal periode musim ini, pengaruh angin musim sebelumnya masih kuat (Nontji, 1993). 

Sementara itu lapisan kedua adalah front, yang merupakan daerah pertemuan dua massa air yang mempunyai karakteristik berbeda, misal pertemuan antara massa air dari Laut Jawa yang agak panas dengan massa air Samudera Hindia yang lebih dingin. Robinson (1991) menyatakan bahwa front penting dalam hal produktivitas perairan laut karena cenderung membawa bersama-sama air yang dingin dan kaya akan nutrien dibandingkan dengan perairan yang lebih hangat tetapi miskin zat hara. 

Kombinasi dari temperatur dan peningkatan kandungan hara yang timbul dari percampuran ini akan meningkatkan produktivitas plankton. Hal ini akan ditunjukkan dengan meningkatnya stok ikan di daerah tersebut. Selain itu front atau pertemuan dua massa air merupakan penghalang bagi migrasi ikan, karena pergerakan air yang cepat dan ombak yang besar.

Terdapat pula Fenomena Upwelling yaitu penaikan massa air laut dari suatu lapisan dalam ke lapisan permukaan. Gerakan naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas tinggi, dan zat-zat hara yang kaya ke permukaan (Nontji, 1993). Sebaran suhu permukaan laut merupakan salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk mengetahui terjadinya proses upwelling di suatu perairan (Birowo dan Arief, 1983). 

Dalam proses upwelling ini terjadi penurunan suhu permukaan laut dan tingginya kandungan zat hara dibandingkan daerah sekitarnya. Tingginya kadar zat hara tersebut merangsang perkembangan fitoplankton di permukaan. Karena perkembangan fitoplankton sangat erat kaitannya dengan tingkat kesuburan perairan, maka proses air naik selalu dihubungkan dengan meningkatnya produktivitas primer di suatu perairan dan selalu diikuti dengan meningkatnya populasi ikan di perairan tersebut. (Pariwono et al, 1988 dalam Presetiahadi, 1994).

Dalam http://oseanografi.wordpress.com/glossary/ disebutkan arus laut merupakan bergeraknya massa air laut. Arus laut dapat terjadi akibat adanya gaya pembangkit arus yang bekerja baik pada lapisan antar muka air-udara ataupun pada badan air seperti angin, rotasi Bumi, beda salinitas dan temperatur, dan gaya gravitasi Bulan. Kedalaman perairan dan bentuk garis pantai akan mempengaruhi arah dan kecepatan arus laut.

Arus laut dapat bergerak hingga ratusan kilometer dan memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan iklim benua, terutama pada daerah yang dekat dengan laut seperti misalnya Eropa barat laut yang beriklim lebih hangat jika dibandingkan dengan daerah lainnya pada lintang yang sama akibat pengaruh Gulf Stream, atau Kepulauan Hawaii yang iklimnya kadangkala lebih dingin daripada daerah tropis lainnya akibat adanya Arus Kalifornia.

Secara umum, arus permukaan dibangkitkan oleh angin permukaan dan bergerak searah jarum jam di belahan bumi utara (BBU) dan berlawanan arah jarum jam di belahan bumi selatan (BBS). Sementara itu arus bawah permukaan biasanya dibangkitkan oleh adanya gradien densitas dan temperatur dan biasa disebut sebagai arus termohalin. Suatu pola dengan perbedaan keadaan yang biasanya saling berlawanan seperti tekanan tinggi dan rendah atau suhu permukaan laut yang hangat dan dingin. 

Keadaan yang berbeda ini disebut sebagai fasa positif dan negatif dipole. Osilasi selatan adalah salah satu contohnya. Pada kasus tekanan atmosferik antara dua lokasi seperti Osilasi Atlantik Utara, fasa positif dipole menyatakan perbedaan yang besar antara daerah tekanan tinggi dan daerah tekanan rendah sedangkan fasa negatif menyatakan perbedaan tekanan yang relatif kecil. Untuk kasus suhu permukaan laut, fasa positif menyatakan pemanasan sedangkan fasa negatif menyatakan pendinginan.

 

El Nino

Pola yang paling dominan yang bertanggung jawab terhadap variabilitas iklim antartahunan, atau dari tahun ke tahun, di bumi. Pada saat terjadi El Nino, suhu permukaan laut yang lebih hangat (di atas rata-rata) akan terjadi di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur, sedangkan di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian barat suhu permukaan lautnya akan lebih dingin (di bawah rata-rata). 

Konveksi di Pasifik dekat ekuator cenderung akan bergerak lebih ke timur dari biasanya dan akan menyebabkan naiknya curah hujan di pesisir Pasifik Amerika Serikat, sementara itu di Australia dan Indonesia justru akan terjadi kekeringan. El Nino adalah fasa hangat atau positif dari El Nino - Southern Oscillation (ENSO). Fenomena yang berlawanan dengan El Nino disebut La Nina, yang merupakan fase negatif atau dingin dari ENSO. Pada saat terjadi El Nino angin pasat akan melemah sedangkan pada saat terjadi La Nina angin pasat justru akan lebih kuat.

Istilah El Nino (bahasa Spanyol yang berarti bayi laki-laki ''pada cerita Natal'') diberikan oleh nelayan Peru lebih dari 100 tahun yang lalu untuk menandakan munculnya massa air hangat di lepas pantai Peru di saat Natal. El Nino adalah kejadian yang berulang dan memiliki selang kejadian antara dua hingga tujuh tahun. Para peneliti percaya bahwa pemanasan global dapat mengubah karakteristik El Nino meskipun kondisi sesungguhnya dari perubahan ini masih belum benar-benar dipahami.

ENSO singkatan dari El-Nino Southern Oscillation, mengacu kepada perubahan kondisi di laut dan atmosfer yang menghasilkan El-Nino (fasa hangat karena adanya kolam air hangat di Samudera Pasifik bagian tengah dan timur yang mengakibatkan anomali suhu permukaan laut yang positif) dan La-Nina (fasa dingin karena kuatnya upwelling di Samudera Pasifik bagian timur -- pantai barat Amerika -- yang mengakibatkan anomali suhu permukaan laut yang negatif), dan juga kondisi normal. (iah/berbagai sumber)

Labels:

posted by Meteo41A @ 11:49 PM  
0 Comments:

Post a Comment

<< Home
 
About Me

Name: Meteo41A
Home: Bintaro, Tangerang, Indonesia
About Me: Ga mau disebut gaptek, apalagi cetek!
See my complete profile
Previous Post
Cuaca Terkini
Archives
Links
Powered by

BLOGGER

Kata Mutiara
Quote of the Day
Kalender

Free Blog Calendar

Sun&Moon
Click for Jakarta Observatory, Indonesia Forecast
Music Jangkric


Hound Dog - Elvis Presley
© 2006 Tongkrongan Meteo41A .Earth_info by Earth_info