Thunderstorm terbentuk dari awan Cumulonimbus yang merupakan awan konvektif. Awan terbentuk karena adanya massa udara naik dan mengalami kondensasi. Kondensasi adalah proses perubahan uap air menjadi air. Jadi, uap air merupakan salah satu syarat pembentukan awan yang bermuatan listrik yang dapat menghasilkan petir.
Data udara (data rason) atas dari stasiun meteorologi Hasanuddin yang berbentuk sandi TEMP jam 00.00 UTC dicari nilai SI dengan menggunakan program RAOB 5.5 yang selanjutnya dapat digunakan untuk memprediksi Thunderstorm (badai guntur). Hasil analisa menunjukan bahwa prediksi Thunderstorm menggunakan metode Showalter Index memiliki keakuratan sebesar 73% untuk bulan Januari, 75% pada bulan Februari, 57% pada bulan Maret, 58% pada bulan April, 48% pada bulan Mei, 44% pada bulan Juni, 51% pada bulan Juli, 80% pada bulan Agustus, 96% pada bulan September, 95% pada bulan Oktober, 75% pada bulan November, 89% pada bulan Desember. Hal ini menunjukan bahwa metode Showalter Index, cukup baik digunakan dalam memprakirakan Thunderstorm pada wilayah Makassar yaitu pada bulan-bulan yang prosentase keakuratannya diatas 60% ( >60% ).
Muhammad Syawal NPT : 13.06.1530 AMG, MeteorologiLabels: Seminar Meteorologi |
Post a Comment