Indeks Seruakan adalah perbedaan tekanan antara Stasiun Gushi (115 BT 30 LU) dengan Hongkong (116° BT 20° LU), indeks seruakan ini dikenal dengan rambatan gelombang dingin dari daratan China yang melintasi ekutor Indonesia Selatan. Menurut penelitian Riehl, jika nilai indeks seruakan lebih dari atau sama dengan 10 mb dikatakan terjadi seruakan dingin. Suryadi Wh (1980) menjelaskan adanya gelombang dingin yang menuju Indonesia selatan akan meningkat curah hujan di wilayah sekitar kota-kota di Jawa bagian barat. Sepengetahuan penulis belum ada peneltian tentang pengaruh indeks seruakan ini terhadap sebaran hujan di sekitar ekuator Indonesia terutama kota-kota di Sumatera dan Kalimantan. Karena itu penulis mencoba untuk menganalisanya dengan menggunakan data indeks seruakan dan data hujan selama bulan Januari hingga Maret 2008 di kota Medan, Pontianak, Pekanbaru, Jambi dan Batam. Dengan metode indeks dan grafik didapatkan hasil analisa yaitu tingginya nilai indeks seruakan tidak mempengaruhi besarnya curah hujan yang terjadi. Terbukti dari tingginya indeks seruakan yang terjadi tidak diikuti dengan semakin besarnya curah hujan di lima stasiun pengamatan. Dengan batasan waktu penelitian tiga hari sebelum, tiga hari sesudah dan saat periode seruakan didapatkan hasil secara keseluruhan untuk Bulan Januari dan Februari di kota Medan dan Pontianak mulai terjadi hujan setelah tiga hari periode seruakan. Pada kota Pekanbaru, Jambi dan Batam hujan mulai terjadi tiga hari sebelum, saat dan tiga hari setelah periode seruakan. Sedangkan pada bulan Maret diketahui tidak terjadi seruakan dingin, namun tetap terjadi hujan di daerah penelitian. Hal ini kemungkinan karena ada faktor lain yang mempengaruhinya.
Kholista Septiani Suprobo 13.06.1526
Labels: Seminar Meteorologi |
Post a Comment